MELALUI SIANG MENEMBUS MALAM-RIVAI APIN

Posted by Ariy Dipantara Label:


I
Sebelum gadis-gadis djadi remadja,
Sebeluni daun-daun akan menghidjau dan bunga bewarna segar,
Disempit pinggiran, dimana batas hanja bisa dirasakan
- dan dia tidak akan meleset, tapi harus djudjur dalam pengakuan
Air mata akan menakik pipi
pikiran akan membakar hati,
mendjadikan diri orang kering kurus sehabis njala.


Musim kemarau telah bangkitkan
dan hembuskan dan sebarkan
napas kering maut,
Kebenaran kegembiraan dalam ledakan pertama
Dari balik tembok-tembok sepandjang gang-gang
maut mengintai tak kundjung putus
Manusia hanjalah anak dari beberapa djam.
Anak Manusia jang sekarang ini hanjalah tahu tjita-tjita jang patah,
burung-burung jang kehabisan njanji.
Dan hatinja, dipadang kering, batu rengkah-rengkah digersangi harapan
Kini dia telah pahit mulut
dadanja berajutan, berat menarik kedalam kubur
II
Kebenaran kegembiraan dalam ledakan pertama
Kebenaran jang diakui hati
tapi dipatahkan pikiran, karena
dia minta djaminan bagi kehidupan seperti manusia biasa.
Pahit pertama jang menjebar dalam mulut
dan menuba dada
Pengertian inilah:
dia telah mengaburkan batas
manusia biasa dan manusia luar biasa.
Kedua-dua adalah anak-anak manusia .
Jang ditentukan oleh beberapa djam
'pada pokok mula ialah perbuatan'
Kebenaran jang diakui hati tapi dipatahkan pikiran.
manusia luar biasa minta djaminan bagi kehidupan;
Bagi orang jang lari sebagai binatang buruan: manusia biasa
Datang meletjut pada luka-luka
dia jang telah lari kedalam gua-gua terakhir
karena dia tidak mau djadi barang sewa.
III
Demi tjinta dan djudjur
mari kita berterus terang
Ini hidup jang menghampar dihadapan kita
demikian indah, demikian menarik dan penuh goda
tapi djalannja telah menudju ketakutan
dan setan-setan dipinggiran djalan
bersorak-sorakan mengandjurkan.
Arus jang telah diikutkan
membuat lupa dan kemegahan
membuktikan ketakutan ...
Adakah suatu kemegahan itu bumi
Adakah suatu kemegahan itu dasar
Kemegahan jang telah dihantui oleh ketakutan dan penjesalan,
tapi tak hendak diakui?
IV
Tjarilah penghabisan mimpi
Tjarilah penghabisan njanji
Tapi bagaimana? kedua-dua tidak akan habis-habis
Kedua-dua tidak akan putus-putus9
Mereka kedua memang bisa,
memang bisa, tapi bagaimana ...
V
Dimana achir daerah akan terdapat
achir daerah, jang membuka kaki langu
Tidak tjukup kesepian, tidak tjukup pembuangan
tidak tjukup ketahanan dan kekuatan mendjedjak dasar
Tidak diatas tanah bumi, tidak diatas air laut
Dalam ketika-antara didalam djarak bumi dan laut
Dan hirup udara dari dua rupa.
Bumi jang punja rupa dan nama
menguapkan awan sakal dan ...
Diperhentian landjut
Menjadari tempat dan ketika
Kemenangan dan kekalahan
Membuat pengakuan lalu pulang kegaris djalan,
Tudjuan jang dimulai bersumber hati
VI
Didaerah tudju jang membuka kaki langit
didaerah jang setiap waktu dimandii hudjan,
Biar diwaktu siang atau diwaktu malatn.
Tjari waktu jang tepat
Tjari tempat jang wadjar, dan ingat
Tidak ada waktu dan tempat bagi dia jang dilahirkan tjahaja
dan hilang ditertawakan tjahaja.
Dia jang dilahirkan ditengah malam terbongkar
dengan hutan rimba jang satu waktu patah-patah
dan lain waktu djadi padang kering
Dia akan hidup menudju pantai dan djadi penguasa
Karena dia pertjaja:
Inilah butni, air dan udara
Diatas mana, didalam mana dan diantara mana
Anak Manusia harus hidup.
Dia perhitungkan segala hidup
Dia buat perhitungan ditiap mati
Dia hanja menggenggam nilai
Laut kekalan jang tak kenal batas,
diatas mana kapal, hidup berlajar
Dia telah mandikan dirinja didalam
biru, kedjudjuran laut dengan badai dan katja
mata sumber segala jang hidup
kepundan jang memantjarkan segala tenaga
Dan gadis dengan keindahan penuh sehabis badai,
Akan keluar dari laut jang biru bening.

0 komentar:

Posting Komentar